Minggu, 14 Maret 2010

INFOPEPERA69VERSONE-A


INSIDE STORY

TANGKAI KEBEBASAN

Sebuah Puisi yang menggambarkan kerinduan para pejuang pembebasan papua barat selama mendekam di Sel Pengasingan.

Oleh Joseph Michael Wally Kalembulu,
Mewakili seluruh Narapidana Politik dalam pembuangan 1991

JUDUL: TANGKAI KEBEBASAN

Ketika daun jatuh
Kuncup Menjadi Bunga
Dalam lembutan angin segar kebenaran
Kabut mengambang entah kemana?
Taehtakan embun di rambutmu
Bumi semarak dengan doa
Jiwakupun tersenruh
Pada irama alam semesta
Kristus bunga Rohani
NamaMu mashur
Cinta Kasihmu lestari
Dibawah Tangkai Kebebasan
Aku Menunggumu


Penjara Kalisosok Surabaya,
11 April1993

Diterjemahkan,

INSIDE STORY
THE FREEDOM OF HOLDER
By. JOEY MICKEY WALLY KELEMBULU

When the leaves fell off
The bud became flower
The rainfall from the blue sky
the blossom of flower would awake

on time

Where is the fog float
The sweet dew of throne since last

night

On the leaves sound asleep
In the truth
My soul was touched
On the rhythm of universe
Jesus is my owner
Your name in well-known
Your love is always preserved
All dreams and words are in Vain
In under of freedom holder
I am waiting for you

Kalisosok jail,
Surabaya, April 11,1993


JOSEPH NAWIPA

Bapak JOSEPH NAWIPA, seorang sosok Narapidana Politik Papua Barat yang mendekam di kamp pengungsian sampai akhirnyameninggal dunia.

Almarhum meninggal pada tanggal 11 Oktober 1993 dalam usianya yang ke 50 Tahun karena sakit. Teman-teman perjuangan melepas jenasah Almarhum dengan Ibadah Misa Requiem di Gereja Anugerah Penjara Kalisosok, Kemudian di makamkan di Kembang Kuning Surabaya Jawa Timur dengan iringan nyayian falsafih yang menuju kebenaran "Tangkai Kebebasan" dilanjutkan oleh nyayian Syuuly Tumbol.
Selamat Jalan Kekasihku. Imanuel.



SEKILAS
MEMORIAL NARAPIDANA POLITIK PAPUA BARAT
MENJELANG PELEPASANNYA DARI PENJARA KALI SOSOK
SURABAYA INDONESIA

PAULUS. KUNTUI.P., lahir di Wembi, Kecamatan Arso, jayapura, alamat rumah Desa Arso., Keluarga: Istri BEATRIKS. BOROTIAN. P., Dari perkawinan dikaruniai 3 orang anak 1) Nerius Sebastianus/ Lahir di perbatasan RI-PNG, 1 Juni 1971., 2) Frits/Lahir di perbatasan RI-PNG, 28 Maret 1973., 3) Philomince/Lahir diperbatasan RI-PNG 24 November 1976. Ditegaskan bahwa ketiganya lahir di medan Perjuangan.

Sebelum meninggalkan SelPengungsian beliau meninggalkan pesan dan kesan:
Mengapa saya harus dipenjara?
Saya tidak punya rencana berada di penjara, tetapi begitulah akibatnya jika mau bermain dengan api. Tanggal 31 Oktober 1980 saya tertangkap di desa wembi jam 10.00Wit (Pagi), sejak itu 25 April 1984 ditahan pihak Laksusda ABRI di jayapura.Proses penyelesaian tidak menentu. Pada 26 April 1984 melalui sidang Pengadilan Negari Jayapura Jaksa Penuntut Umum Menjatuhkan hukuman pidana kurungan selama 15 Tahun namun hakim menetapkan 14 Tahun. Tanggal 26 April sampai dengan 24 Mei 1984 ditahan di penjara Abepura saat itu saya sadar bahwa saya sekarang berada di Penjara. Bersyukur pada yang Maha Kuasa melalui penjara saya banyak membaca Alkitab Firman Allah dan merenungkannya sepanjang hari.
Pada tannggal 26 Mei 1984 saya bersama 9 orang teman di pindahkan dengan menumpangi kapal laut ke Penjara Kalisosok Surabaya Jawa Timur, sehingga hubungan dengan keluarga terputus, begitupula hubungan dengan negeri asal/Masyarakat dan perjuangan terputus.
Tanggal 5 Juni 1984 kami tiba diPenjara Kalisosok. Diantara tahun 1986 sampai dengan 1989 ada beberapa kawan di bebaskan sesuai dengan waktu pembebasan, tinggal saya bersama saudara Saul Bomay.
Akhirnya, tiba saat sesuai rencana dan waktu Tuhan saya harusberpisah besokdengan teman-teman, kawan senasib. Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan. Secara jasmani kita berpisah, tetapi secara rohani (Yesus Kristus) kita adalah satu.

Kesan-kesan saya,
1. Dipenjara saya boleh menemukan Allah melalui Putranya Yesus Kristus
2. Menambah Pengalaman
3. Mengenal satu samalain diantara Pejuang-pejuang Bangsa.

Tahun berganti tahun saya menjalani pidana hukuman dengan tidak putus asa atau kecewa maupun berbuat hal-hal yang merugikan kawan-kawan seperjuangan, tetapi hubungan dengan daerah dan keluarga terputus. Puji Tuhan, berkat yang maha kuasa sesuai rencana kerja Palang Merah Internasional (ICRC) ada kunjungan keluarga ternyata Anak saya yang pertama (laki-laki) datang mengunjungi pertama kali tanggal 19 Desember-22 Desember 1990. saya tanya kepada anak saya: mengapa Mama tidak ikut?, Jawaban anak sambil bercucuran air mata ..."Mama sudah tinggalpergi dengan Laki-laki/suaminya yang baru". saya(Nerius), Frits dan Mince Kehilangan orangtua ayah dan ibu, putus Sekolah karena tidak ada biaya Sekolah.
Pada tanggal 22 Desember 1990 perayaan natal Narapidana bersama keluarga membawa kesa tersendiri.
Itulah perjuangan, ada pengorbanan harta benda, Jiwa dan Raga. Empat Belas Tahun Penjara berkorban demi perjuangan orang Papua.Istri ditinggal pergi, tetapi tidakmengurangi semangat saya untuk berjuang terus demi tercapainya cita-cita bagsa papua untuk: Berdaulat menjadi negara sendiri/" (M E R D E K A)".
Saya tidak akan berhenti disini, tetapi akan berhenti setelah kedua mata sudah tertutup dan tidak bernafas lagi.
Nah, marilah kawan-kawan seperjuangan jangan putusasa. Apapun yang terjadi hadapilah denganlapang dada. Kita tidak berjalan sendiri, yakinlah bahwa Allah orang Indonesia dan Allah orang Papua adalah sama( Yesus Kristus). Kalau Allah yang memberikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan Allah yang samapula telah memberikan kemerdekaan kepada orang Papua pada tanggal 1 Juli 1961 melalui pembacaan proklamasi kemerdekaan pada saat Kongres National Papua Ke-I, adalah hasil pengorbanan para pejuang kemerdekaan maka Allah senantiasa akan turut bekerja tepat pada waktunya.

Saudara-saudaraku para pejuang,

Tiba saatnya saya harus berpisah dengan kawan-kawan senasib yang saya cintai,

Ijinkan saya untuk menyampaikan pesan-pesan saya yang singkat:
1. Saya menyampaikan ucapan syukur terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan kawan-kawan selama kita berada disini.
2. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas tindak tanduk/kekurangan saya selama ini terhadap kawan-kawan selama kita berada disini.
3. Saling membantu, saling mengisi, saling memaafkan, bersatu untukmencapai apa yang kita cita-citakan sampai hari ini.
4. Akhirnya terimakasih salam Nasional "M E R D E K A"/Oraet Labora/Imanuel., Amin


Paulus Kuntui,
Di Kamp Pengungsian 16 Agustus 1991
Wawancara, oleh: Joseph Michael Wally Kalembulu


By.kfj03032007p
Bersatu Lebih Baik Dari Pada Saling Menyerang





































































































































































Tidak ada komentar: